Senin, 03 November 2014

Tidak Ada Anak Bodoh di Dunia Ini


Di sebuah hutan belantara berdirilah sebuah sekolah para binatang "Animal Schooling". Statusnya "disamakan" dengan sekolah manusia. Kurikulum sekolah tersebut mewajibkan setiap siswa lulus semua pelajaran dan mendapatkan ijazah. Terdapat 5 mata pelajaran dlm sekolah tersebut; terbang, berenang, memanjat, berlari dan menyelam.
Banyak siswa yang bersekolah di "animals schooling" seperti elang, tupai, bebek, rusa dan katak. Terlihat di awal masuk sekolah, masing-masing siswa memiliki keunggulan pada mata pelajaran tertentu.
Elang, sangat unggul dalam terbang. Dia memiliki kemampuan yg berada di atas kemampuan binatang lain. Demikian juga katak, sangat mahir pd pelajaran menyelam.
Namun, beberapa waktu kemudian karena "animals schooling" mewajibkan semua harus lulus 5 mata pelajaran, maka mulailah si elang belajar memanjat dan berlari. Tupai pun berkali-kali jatuh dari dahan yg tinggi krn belajar terbang. Bebek seringkali ditertawakan meski sdh bisa berlari dan sedikit terbang. Namun sdh mulai tampak putus asa ketika mengikuti pelajaran memanjat. Semua siswa berusaha dengan susah payah namun belum jg menunjukkan hasil yg lebih baik. Tidak ada siswa yg menguasai 5 mata pelajaran tersebut dengan sempurna.
Kini, kelamaan. Tupai sudah mulai lupa cara memanjat, bebek sudah tidak dapat berenag dengan baik karena sebelah kakinya patah dan sirip kakinya robek akibat terlalu sering belajar memanjat.
Kondisi inilah yang saat ini terjadi mirip dengan kondisi pendidikan kita. Orangtua berharap anaknya serba bisa. Sangat stress ketika matematikanya dapat nilai 5.
Pernah mendaftar dan ujian beasiswa doktoral. Ternyata tidak ditanya matematikanya dapat berapa?
Mari kita syukuri karunia luar biasa yg sudah Allah amanahkan kepada kita para orangtua yang memiliki anak-anak sehat dan lucu. Setiap anak memiliki jenis kecerdasannya masing-masing.
Kalau mengacu teori kecerdasan majemuk (multiple intelligence), Howard Gardner membagi kecerdasan ke dalam delapan jenis saja:
Kecerdasan Visual-spasial Naturalis Musikal Logiko-Matematis Interpersonal Intrapersonal Verbal Linguistik Bodily Kinestetik
Namun karen stimulasi, lingkungan yang berbeda-beda membuat 'porsi' nya berbeda-beda.
Sebagamana di STIFIn dari 6 milyar lebih orang dikelompokkan dalam 5 belahan otak yakni limbik kiri, neokortek kiri, limbik kanan, neokortek kanan dan batang otak /otak tengah. Secara kecerdasaan dikelompokan menjadi 9 jenis:
Memory Qutient Physical Quotient Technical Quotient Logical Quotient Creativity Quotient Spatial Quotient Emotional Quotient Social Quotient Attruist Quotient
Namun stimulasi, heredity, lingkungan turut berkontribusi memaksimalkan masing-masing kecerdasan.
Bagaimanapun kondisi putra-putri kita, mereka semua adalah bintang. Mereka semua adalah cerdas.
Fokuslah dengan kelebihan itu, kawal, stimulasi dan senatiasa fasilitasi agar terus berkembang.
Janganlah kita disibukkan dengan kekurangannya. Karena sesunggunhnya setiap anak yang terlahir di dunia ini adalah cerdas (di kelebihannya masing-masing), istimewa dan mereka adalah bintang yang bersinar di antara kegelapan malam.
Oleh Endah Susilowati, M.Pd. Ibu Rumah Tangga Sejati, Dosen, Trainer & Promotor Fingerprint STIFIn



@manusia terbaik yg memberi manfaat utk manusia lain..
travelumrohhaji.traveljabalrahmah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar